Masih menerka-nerka sebuah jalan cerita. Jalan dimana saya harus survive, atau saya harus menerima karena itu semua juga pasti akan terjadi, hanya menunggu waktu. Mana yang benar. Saya yang harus belajar sendiri, atau saya yang harus diajari dengan cara seperti. Ekspektasi saya terhadap wanita idaman berubah, saya mungkin salah. Karena saya hanya melihat beberapa sample. Ekspektasi yang saya punya sendiripun, jadi ikut berubah. Namun untuk pria. Saya hanya bisa bertanya-tanya. Apakah semua seperti itu? Iya....saya yakin tidak semua.
Atau semua seperti itu, hanya saja saya yang tidak seperti itu?. Pertanyaan pertanyaan yang tidak perlu dipikirkan tapi selalu terpikir.... Tapi terkadang, saya selalu yakin, saya ada diposisi yang benar. Namun keyakinan saya, kalah dengan public speaking seseorang. Tidak benar bisa terlihat seolah-olah benar. Bahkan paling benar. Lucu, kelebihan yang disalah gunakan. Terkadang kita memang harus punya rasa bodo amat.
Saya yakin, sekarang bukan waktunya terlena dengan kebiasaan yang buruk. Buruk, ketika saya mengatakan seperti itu seolah-olah terdengar "siapa anda menilai itu buruk?itu wajar"
Sekarang waktunya membentuk kebiasaan. Sekarang saya mempunyai kebiasaan baru, dan kebiasaan buruk. Yaitu membenci orang yang tidak bersalah kepada saya, dan memaklumi orang yang bersalah kepada saya?. Suka sok "fine, okay, cool".
Katanya, hidup dibawa santai, katanya hidup gak usahterlalu mikirin hal yang gakterjadi. Ya, saya memang tidak memikirkan itu. Saya hanya memikirkan sesuatu yang mungkin terjadi.
Bahkan mimpipun, merupakan ketakutan saya kepada seseorang, keingan saya terhadap seseorang. Bahkan saya sudah jarang bermimpi hal fantasi. Mimpi pun sekarang berfikir tentang perasaan. Apakah yang saya lihat sekarang merupakan kejujuran?dan yang saya sering lihat dahulu kebanyakan hanyalah ke pura-puraan? Atau saya senang dengan ketidak jujuran dibanding kejujuran. Apakah saya membuat seseorang tidak jujur untuk saya senang. Entahlah...saya masih punya cukup rasa positive thinking didalam diri saya, kenapa saya selalu minim perasaan itu?.. itu seperti saya, meninggalkan sebuah bagian yang paling enak dari makanan, yang akan saya makan terakhir. Seperti itu juga positive thinking saya. Saya hanya takut, jika saya memakainya terlalu banyak, lambat laun saya tidak mempunyai perasaan itu, tidak punya cukup bekal untuk hal itu, jadi bagaimana saya memanfaatkan perasaan itu, bukan karena saya lots of negative thinking, saya hanya menyimpan perasaan positive saya untuk bekal kedepan. Saya selalu berharap saya mempunyai ending yang menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar