Selasa, 04 November 2014

3 November 2014. 02.00

Kelas itu ibarat pasar. Invisible hand. Ada tangan yang tidak terlihat di dalam kelas, kelas akan berjalan dengan sendirinya. Nikmati saja haknya. Tidak seperti kelas yang saya kenal sekarang. Dia lagi oh dia lagi...saya jenuh dengan kelas ini. Seperti di dalam kata "praktek lapangan" ternyata ada dua makna, praktek dan lapangan . Seperti ini...
kelas ini 40 orang atau hanya 5 orang? Lapangannya 40 orang,  tapi prakteknya 5 orang. Saya tidak pernah menyalahkan siapa. Tidak ada yang salah sebenarnya. Sistem? Tidak terlalu.hanya kejenuhan seseorang yang tidak bermain peran di dalamnya. Kenapa tidak bermain peran? |  Untuk apa? Untuk menjadi figuran? Atau untuk menjadi yang "subtitusi"?. Mungkin kelas monopoli lebih menarik daripada kelas persaingan sempurna.
Jika kalian melihat saya sebagai pemeran utama, itu berarti saya sedang berkompetisi. Jika kalian melihat saya sebagai penonton, itu sisi yang sebenarnya dari saya.  Kadang ketika saya sedang menjadi pemeran utama saya hanya menyeimbangkan suatu neraca. Apabila neraca tersebut sudah seimbang, saya akan kembali ke posisi saya yang paling rendah dari suatu neraca. Sampai saya membentuk horizontal kembali neraca tersebut, dan begitu seterusnya. (Seterusnya)? Ya itu yang membuat saya bosan. Asumsi neraca saya bisa saja saya ganti dengan permainan jungkat-jungkit, mereka se-prinsip kan?. Jadi saya yang sekarang hanya bisa bermain itu tanpa saya bisa mencoba permainan yang baru, apapun. Bagaimana dengan kondisi yang sekarang? Terkadang saya ingin mencoba sesuatu yang baru  tapi bagaimna? Saya hanya fokus dengan ketertinggalan (baca: penurunan neraca) saya hanya fokus menyeimbangkan. Tidak berani menoleh melihat permainan yang lebih menarik, atau saya akan kalah. Disatu sisi saya tidak ingin kalah, disisi lain saya tidak ingin menang dengan cara seperti ini. Ini bukan saya.

Sabtu. Hari dimana saya suka mengintip catatan kecil saya. memahami sesuatu yang saya sudah dapat dengan versi saya sendiri. Senin-jumat, hari dimana orang-orang sedang belajar. Ketika orang belajar saya menyimak, ketika orang tidak belajar saya (serius) belajar. Itu cara saya. Hanya tidak suka sama dari yang lain. Saya lebih menghargai diri saya yang beda. Walaupun itu bukan sesuatu yang bagus dimata mereka. Setidaknya beda dimata saya, saya beda untuk diri saya sendiri, bukan buat mereka. Ketika saya melakukan tanpa adanya suruhan itu kenikmatan saya. Saya disuruh belajar karna ujian, saya disuruh belajar karna tugas. Jadi saya melakukan hal itu bukan buat diri saya lagi tapi untuk dua objek itu. Saya sadar dengan apa yang harus saya lakukan. Jangan khawatirkan saya, khawatirkan diri kalian sendiri (cc:petinggi) tidak perlu mengkotak-kotakkan situasi. Kalian hanya terlalu takut. Takut akan apatis. Saya akan apatis ketika "jangan apatis" muncul. saya ENDONESAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar